Muara Enim Inmas
Segala puji bagi Allah SWT atas semua karuniaNYA yang diberikan kepada Kantor Kementerian Agama Kabupaten Muara Enim Provinsi Sumatera Selatan menggelar Rangkaian Kegiatan Ramadhan 1445 H/ 2024 M.
Turut hadir kegiatan ini Kepala Kantor kemenag Muara Enim H. Abdul Harris Putra, didampingi oleh Plt Kasubbag Tata Usaha Bahrum sekaligus Kasi Penmad Kemenag Muara Enim, Kasi Bimas Islam Efi Almansyah, Kasi Pakis H. Solihan, Ikhsanudin selaku moderator acara serta Karyawan-Karyawati Kemenag Muara Enim, Selasa (19/03).
“Puasa bicara bukan sekedar menahan lisan dari berbicara kotor saja, karena semua itu memang sudah terlarang meski tidak dalam keadaan berpuasa sekalipun. Dalam puasa bicara berarti kita hanya berbicara jika benar-benar perlu dan bermanfaat,” kata Ustadz Ali.
Kata 'Puasa' dengan segala bentuknya dalam bahasa Arab disebut beberapa kali dalam Al Qur'an, paling sering digunakan istilah shiyam dan hanya satu kali dengan kata shaum. Meski demikian, kata shaum mengandung maknalebih dibandingkan shiyam. Shiyam hanya berarti berpuasa dengan mencegah makan, minum dan berhubungan suami-istri mulai dari fajar hingga maghrib.
Sedangkan shaum, mencegah lebih dari apa yang tidak diperbolehkan dalam shiyam, yaitu harus mencegah berbicara, mendengar, melihat dan bahkan memikirkan hal-hal yang tidak baik. Hal tersebut dipaparkan oleh Ustadz Ali , Penghulu KUA Kecamatan Muara Enim saat memberikan tausiyah di musholla Al ikhlas Kantor Kementerian Agama Kabupaten Muara Enim dalam acara pengajian Ramadhan ke 8.
Selanjutnya Ustadz Ali, diakhir tausiyahnya menyampaikan Selamatnya manusia tergantung kemampuannya menjaga lisan.Setiap yang diucapkan lisan akan dicatat oleh malaikat.Hendaklah sesorang senantiasa berkata yang baik atau diam.Selain menjaga lisan dari ucapan yang jelek kita juga harus menjaga jempol dari status negatif atau menshare berita yang tidak bermanfaat," ujarnya.